Rabu, 04 Oktober 2017
Tentang popok sekali pakai (pospak)
Pada saat ini popok yang umum di kalangan para orangtua yaitu popok sekali pakai (pospak). Alasan praktis dan nyaman membuat para orangtua tak berpikir panjang untuk membelinya. Bahkan ada yang sekali beli bisa dalam jumlah banyak (yang katanya klo makin banyak harga satuannya makin murah, apalagi kalau ada diskon/promo)
Tapi ternyata tak seindah itu.. banyak masalah yang bermunculan dari penggunaan pospak, mulai dari ruam hingga penyakit ISK. Pada dasarnya pospak terbilang cukup aman, bila memperhatikan waktu penggunaanya. Ahli kesehatan mengatakan, penggunaan pospak yang sehat yaitu diganti setiap 2-3 jam sekali walaupun tidak kotor. Padahal dalam iklan secara bombastis mengklaim bahwa pospak merk mereka bisa tahan hingga 10-12 jam, wow.
Selain masalah kesehatan, penggunaan pospak secara ekonomi juga mempengaruhi keuangan keluarga. misal (kita ambil contoh dalam iklan yang penggunaan 10-12 jam sekali ya):
- dalam sehari bayi menghabiskan 2 pcs pospak, ditambah 1 ya kalo dia pup
- 3 pcs popok berarti 3x30 hari = 90 pcs dalam sebulan (ini minimalnya, yakin sih lebih)
- misal 1 harga pospak kelas premium 3.000/pcs, berarti dalam sebulan mengalokasikan dana sebesar 90x3.000 = 270.000
- hingga setahun, dana yang dikeluarkan yaitu 270.000x12 = 3.240.000 (dengan catatan, ini minimalnya karna bayi dibawah setahun pasti lebih sering ganti popok)
- anak lulus toilet training biasanya di usia 2-3 tahun, taruhlah 3 tahun, maka dalam 3 tahun, ayah bunda sudah mengeluarkan biaya 3.240.000x3 = 9.720.000 (bisa buat uang masuk sekolah ya hehehe)
Itu yang diklaim bisa menggunakan selama 10-12 jam, kalo yang lebih sehat 2-3 jam sekali harus ganti, hitung sendiri yaa xixi
Dana yang mencapai 10 juta itu harus ayah bunda keluarkan, yang ujung-ujungnya akan menjadi sampah. Ya ini masalah yang selanjutnya terjadi, dan ini yang paling fatal karena menyangkut keberlangsungan bumi kita.
Sampah pospak tidak bisa terurai dalam waktu 400-500 tahun!! dan hingga saat ini di Indonesia belum ada teknologi pengolahan sampah pospak, jadi otomatis sampah hanya dibuang begitu saja ke tempat pembuangan akhir (ini alur yang paling betul). Yang parah, ada yang membuang ke selokan, sungai, danau, laut, dll. Masa sih? ada, dan banyak. Bayangkan kualitas air yang ikut tercemar.
Itu baru popok, belum ditambah pembalut. Ya, dengan bahan yang sama, pembalut sekali pakai juga turut menyumbang sampah terbesar saat ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar